SAAT-SAAT PERNIKAHAN BAPAK - IBU

Waktu itu Bapak sudah bekerja di harian suara Merdeka sebagai redaktur. Saat itu koran tersebut masih merintis. Suara Merdeka berdiri 11 Februari 1950. Bapak masih lajang, tapi dituntut pekerjaan yang sangat menyita waktu. Sebelumnya beliau juga bekerja sebagai jurnalis di Yoga. Memang Bapak jodohnya di bidang tulis menulis. Karena ketika masih SMP/SMA bpak juga pernah menjadi juru tulis di Kecamatan.

Entah karena Bapak orangnya pemalu atau sibuk dengan peklerjaan, maka sampai saat itu belum punya pacar atau sisihan (jaman dahulu).  Oh ya meski Bapak waktu muda termasuk anak orang terpandang (he he kalo boleh sombong Opa dulu termasuk orang kaya ) tapi Bapak dididik dengan keras oleh eyang putri. Tiap hari beliau dicekoki dengan buku-buku, mungkin kacamata beliau sangat tebal karena banyak membaca.

Kemudian entqah dari mana Bapak dijodohkan oleh Ibu, saat itu Itu Ibu baru saja bekerja sebagai perawat di RS Telogorejo. Dan kebetulan kedua-duanya berdomisili di Semarang. Bapak dari Magelang, sedang Ibu dari Lasem. Akhirnya dengan modal nekad Bapak apel ke Asrama perawat RS Telogorejo yang saat itu berada di Semarang Atas daerah Candi. Waktu itu Bapak naik brompit DKW.  apabila apel keringat masih gembrobyos, maklum bila motor nggak kuat nanjak bisa ditambah dengan dorong atau genjot.

Karena keseriusan dan  ketelatenan Bapak, akhirnya Ibu kasihan juga dan timbul benih-benih cinta. Kata Bapak, waktu itu tak ada yang bisa dibanggakan, sudah kurus kacamata tebal, naik motor dkw, apalagi teman-teman Ibu kebanyakan tentara atau polisi yang gagah. (Red: Ketika aku mengantar

Begitulah akhir kisahnya, dan Bapak Ibu melangsungkan pernikahan di Lasem.


Sebelumnya Bapak juga mebuat pengumuman pertunangan di koran Suara Merdeka


 Dan berikutnya ngunduh mantu di Magelang



Surat Nikah Bapak - Ibu



Komentar

Postingan Populer