Kisah Fatimah Az Zahrah Radhiyallahu Anha

 Kisah Puteri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam

 

Kisah Fatimah Az Zahrah Radhiyallahu Anha


Fatimah az Zahrah adalah putri Rasulullah SAW yang ke empat. Sebagian riwayat menyatakan ia lahir pada tahun ke satu dari kenabian, tetapi riwayat lain menyebutkan ia lahir lima tahun sebelum kenabian. Nama Fatimah diberikan berdasarkan wahyu atau ilham yang diterima Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, artinya 'menahan' atau 'terbebas dari neraka'. Menurut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Fatimah adalah ratunya para bidadari di surga, karenanya ia menjadi putri yang paling dicintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.


Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib pada tahun 2 hijriah, pernikahan inipun atas perintah Allah melalui wahyu atau ilham yang diterima Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Tujuh setengah bulan setelah pernikahan barulah mereka tinggal bersama dalam satu rumah. Dari penikahannya ini, mereka memiliki beberapa putra dan putri. Putra pertama adalah Hasan, kemudian Husain setahun kemudian, dan disusul Muhasan yang meninggal ketika masih kecil. Putri pertamanya adalah Ruqayyah, yang meninggal ketika masih kecil, disusul Ummu Kultsum dan Zainab.


Fatimah merupakan kerabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang paling terdahulu menyusul setelah wafatnya beliau. Diriwayatkan, ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sedang sakit keras menjelang sakaratul maut, beliau berbisik kepada Fatimah, dan ia jadi menangis tersedu-sedu. Beberapa saat kemudian beliau membisiki Fatimah lagi, kali ini ia tertawa gembira. Ketika beberapa orang bertanya kepadanya tentang sikapnya yang aneh, dari menangis kemudian tertawa, Fatimah menjelaskan bahwa pada bisikan pertama, beliau memberitahukan kalau beliau akan segera meninggalkan dunia ini, kembali ke hadirat Ilahi Subhanahu Wata’ala, karena itu ia menangis tersedu-sedu. Pada bisikan kedua, beliau memberitahukan bahwa anggota keluarga beliau yang pertama kali menyusul, kembali ke hadirat Ilahi Subhanahu Wata’ala adalah Fatimah sendiri, karenanya ia tertawa gembira karena ia tidak akan terlalu lama berpisah dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.


Fatimah adalah putri kesayangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, namun demikian beliau tidak pernah melimpahinya dengan kekayaan dan kesenangan dunia, justru beliau mendorongnya untuk selalu beramal dan berpayah-payah untuk memperoleh keuntungan di akhirat. Pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib tidak membuat kehidupannya lebih ringan, karena karakter Ali adalah didikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, kaya akan ilmu sehingga sangat zuhud terhadap dunia.


Fatimah terbiasa mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangganya. Menggiling gandum, mengangkut air untuk kebutuhan sehari-hari, dan beberapa pekerjaan lainnya, sehingga tangannya kasar dan timbul bintik-bintik hitam yang tebal. Melihat penderitaan istrinya ini, suatu kali Ali berkata kepada Fatimah, "Pergilah engkau menghadap Rasulullah, mintalah seorang pembantu untuk meringankan pekerjaanmu!"


Memang waktu itu baru saja datang beberapa orang hamba sahaya diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Memenuhi perintah suaminya, Fatimah berangkat menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, tetapi ternyata banyak orang yang datang di majelis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Fatimah malu untuk menyampaikan maksudnya, dan ia pulang kembali. Keesokan harinya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang datang ke rumah Fatimah, beliau berkata, "Wahai Fatimah, ada apa engkau datang untuk menemuiku kemarin?"


Fatimah hanya diam, malu untuk menyampaikan maksudnya. Ali yang kemudian menjawab, "Wahai Rasulullah, dia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, menggiling gandum, mengangkat air, membersihkan rumah, dan pekerjaan lainnya, sehingga timbul bintik hitam di tangannya, luka-luka di dadanya dan pakaiannya menjadi kotor. Kemarin engkau mendapat beberapa hamba sahaya, maka kusuruh ia meminta salah seorang dari mereka untuk membantu pekerjaannya."


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam tersenyum mendengar penjelasan Ali, kemudian bersabda, "Wahai Fatimah, bertakwalah kepada Allah, tetaplah menyempurnakan kewajibanmu kepada Allah, dan kerjakanlah pekerjaan rumah tanggamu. Kemudian, ketika engkau akan tidur, ucapkanlah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali. Ini lebih baik bagimu daripada seorang pembantu."


Putri kesayangan dan didikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam ini berkata dengan tulus, “Saya ridha dengan keputusan Allah dan RasulNya."


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yang lain...


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer