LEBARAN DI RUMAH SAJA







Rangkaian Peristiwa Pertama Covid-19
Banyak fenomena ”pertama kali” terkait Covid-19 yang muncul di luar China kendati ”Negeri Panda” dikenal sebagai tempat asal munculnya penyakit tersebut.
OlehBIMA BASKARA
18 April 2020 08:09 WIB·9 menit baca
TEKS
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Layar elektronik menampilkan data perkembangan kasus Covid-19 secara global di Posko Tanggap Covid-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta di Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020).
Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar ke seluruh dunia silih berganti dengan cara penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau transmisi lokal antarpenduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa yang pertama kali terjadi berkaitan dengan Covid-19 agaknya belum memberikan gambaran utuh tentang virus ini.
Kesimpulan sejauh ini, analisis para ahli menduga bahwa Covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu rendah dan kering walaupun virus ini juga mewabah di negara-negara dengan kondisi suhu dan kelembaban udara yang sebaliknya.
Virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia lanjut. Namun, ada juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh dan seorang bayi juga meninggal karena Covid-19.
Rangkaian peristiwa pertama juga menunjukkan upaya para ahli untuk menemukan antivirus ini secepat mungkin. Sejauh ini, upaya tersebut belum memberikan hasil sesuai harapan.
Menilik ke belakang, rentetan awal munculnya Covid-19 sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia. China tercatat sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia.
Untuk pertama kalinya, China melaporkan adanya penyakit baru ini pada 31 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Menurut pihak berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang beroperasi di Pasar Ikan Huanan.
Seiring waktu, penelusuran menyebutkan, kasus Covid-19 sudah muncul sebelumnya. Merujuk pada laporan WHO ke-37 tentang situasi Covid-19, 26 Februari 2020, kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di China adalah pada 8 Desember. Hanya saja, informasi tersebut juga bergantung pada inisiatif negara-negara yang memberikan informasi penyakit kepada badan kesehatan global tersebut.
Adapun sebuah laporan yang diterbitkan dalam laman jurnal medis The Lancet oleh dokter China dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, yang merawat beberapa pasien yang paling awal, menyebutkan tanggal infeksi pertama yang diketahui pada 1 Desember 2019.
Informasi awal mula munculnya Covid-19 masih terus berjalan ke belakang. Pada 16 Desember, dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan mengirim sampel dari pasien lain dengan demam persisten untuk pengujian laboratorium. Hasil-hasil itu menunjukkan virus menyerupai sindrom penapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS).
Pada 30 Desember 2019, Ai Fen, dokter yang juga kepala departemen ruang gawat darurat rumah sakit tersebut, mengunggah gambar laporan laboratorium di media sosial Tiongkok. Gambar itu diposting ulang dan diedarkan oleh dokter lain, Li Wenliang. Kemudian, mereka ditegur polisi setempat karena dianggap ”menyebarkan desas-desus”. Li Wenliang kemudian dikenal sebagai whistleblower kasus Covid-19
AFP/ANTHONY WALLACE
Seorang dokter di China yang dihukum setelah membunyikan alarm tentang virus korona baru meninggal akibat virus tersebut pada 7 Februari 2020.
Lonjakan pertama
Menurut data Pemerintah China yang dilihat South China Morning Post, seorang penduduk Provinsi Hubei berusia 55 tahun kemungkinan menjadi orang pertama yang terjangkit Covid-19 pada 17 November 2019. Sejak tanggal itu dan seterusnya, satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari.
Angka penduduk di China yang terjangkit Covid-19 menunjukkan tren eksponensial. Pada 15 Desember 2019, jumlah total infeksi mencapai 27.
Peningkatan kasus Covid-19 harian mencapai dua digit untuk pertama kalinya dilaporkan juga terjadi di China pada 17 Desember 2020. Tiga hari berikutnya, jumlah total kasus penduduk China terkonfirmasi Covid-19 telah mencapai 60 orang.
Pada Jumat (3/4/2020) kasus Covid-19 tembus 1 juta, tersebar di sejumlah negara. Sampai dengan tanggal tersebut pukul 09.36, data Johns Hophkins University mencatat jumlah pasien positif virus korona mencapai 1.015.403 orang. Angka total kematian 53.030 orang dan 210.579 orang yang terpapar Covid-19 berhasil sembuh.
Laman Johns Hopkins University memublikasikan data Covid-19 per Sabtu (18/4/2020).
Status dan pelaporan
Sejak 3 Januari, China telah secara teratur memberi tahu WHO serta negara-negara dan wilayah terkait, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, tentang wabah pneumonia tersebut. Perkembangan dan pelaporan secara teratur menjadi perhatian WHO.
Akhirnya, lembaga kesehatan dunia tersebut mengumumkan darurat kesehatan masyarakat global pada 30 Januari 2020. Beberapa waktu kemudian, tepatnya 11 Februari 2020, WHO mengumumkan virus baru ini disebut ”Covid-19”.
Perkembangan kasus Covid-19 dan pelaporan yang dilakukan rutin di China juga menjadi perhatian dunia. Salah satunya Johns Hopkins University. Pada 22 Januari, Data and Statistic Center for Systems Science and Engineering Johns Hopkins University mempresentasikan untuk pertama kalinya peta interaktif dunia Covid-19.
Universitas di Baltimore, Negara Bagian Maryland, AS, menyajikan angka-angka aktual yang mencakup laju penyebaran dan kematian akibat Covid-19 setiap negara di dunia. Untuk menyusun peta interaktif dunia itu, para pakar John Hopkins University mengompilasikan data dari berbagai sumber yang relevan, yakni WHO, badan-badan kesehatan, dan pemberitaan media.
REUTERS/DENIS BALIBOUSE
Suasana pertemuan executive board Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) membahas perkembangan terbaru wabah virus korona terbaru di Geneva, Swiss, Kamis (6/2/2020).
Penyebaran di Dunia
Kasus covid-19 pertama di luar China dilaporkan di Thailand pada 13 Januari 2020.  Masih di Benua Asia, pada 29 Januari 2020 Covid-19 mencapai Timur Tengah untuk pertama kalinya saat jumlah kasus Covid-19 bertambah dan menyebar ke lebih banyak negara. Saat itu Uni Emirat Arab melaporkan kasus impor dalam keluarga empat orang.
Empat hari sebelum Covid-19 mencapai kawasan Timur Tengah, dua benua sekaligus juga melaporkan masuknya virus yang sama. Perancis menjadi negara pertama di Benua Eropa yang mengonfirmasi tiga kasus Covid-19 tanggal 25 Januari 2020.
Pada tanggal yang sama, kasus pertama Covid-19 juga merambah Benua Australia. Kasus Covid-19 dikonfirmasi oleh Victoria Health Authorities tanggal 25 Januari. Departemen Kesehatan Commonwealth berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Victoria dan telah memberi tahu WHO. Pasien, seorang pria dari Wuhan, terbang ke Melbourne dari Guandong pada 19 Januari.
Dalam perkembangannya, Covid-19 menyebar ke Benua Afrika. Tanggal 14 Februari 2020, kementerian kesehatan dan WHO mengumumkan bahwa kasus virus korona orang asing pertama kali dikonfirmasi di Mesir, negeri yang terletak di Benua Asia dan Afrika. Dalam pernyataan bersama WHO, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled Mogahed mengatakan bahwa kasus tersebut dinyatakan positif covid-19 setelah ia menjalani tes laboratorium.
Hanya berselang 11 hari, 25 Februari 2020, Kementerian Kesehatan, Penduduk, dan Reformasi Rumah Sakit Aljazair melaporkan kasus Covid-19 pertama di negara Benua Afrika itu. Otoritas kesehatan melaporkan bahwa tes menunjukkan orang dewasa Italia, yang tiba di Aljazair pada 17 Februari 2020, telah dinyatakan positif Covid-19.
Kematian dan Kesembuhan
Korban pertama akibat Covid-19 terjadi 11 Januari 2020. China mencatat kematian pertama penduduk akibat Covid-19. Namun, lebih kurang tiga minggu kemudian China juga mencatat adanya orang yang pertama kali mampu bertahan melawan virus Korona.
Pria berusia 23 tahun yang dikenal dengan nama keluarganya Huang tersebut bekerja di Stasiun Kereta Hankou. Pusat transportasi ini berlokasi sekitar 1 kilometer (0,6 mil) barat dari Pasar Ikan Huanan, tempat yang dianggap sebagai awal munculnya Covid-19.
Kurang dari sebulan berikutnya, tepatnya 2 Februari 2020, kematian akibat Covid-19 di luar China untuk pertama kalinya dilaporkan di Filipina. Pasien itu adalah pria China berusia 44 tahun dan diketahui sebagai teman wanita berusia 38 tahun yang dites positif Covid-19 pada 30 Januari dan kasus pertama di Filipina.
Tanggal 1 April 2020, seorang bayi berusia enam minggu di Negara Bagian Connecticut, AS, meninggal karena Covid-19. Meninggalnya bayi itu menandai kasus kematian penduduk termuda yang sangat jarang dalam pandemi Covid-19.
28 Maret, Spanyol dan Italia mencapai rekor pertama kali untuk jumlah korban meninggal dalam satu hari akibat Covid-19. Spanyol mencatat 832 orang dan Italia mencatat 889 orang penduduk meninggal. Dalam perkembangannya, AS mencatat angka kematian penduduk terbesar di dunia dalam sehari akibat virus yang sama, yakni mencapai 2.000 orang pada 10 April 2020.
Perjalanan wabah Covid-19 juga menunjukkan kemampuan orang lanjut usia bertahan dari virus Korona. Tanggal 8 April 2020, dilaporkan seorang perempuan asal Belanda berusia 107 tahun sejauh ini menjadi manusia tertua di dunia yang dinyatakan sembuh setelah mengidap Covid-19.
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Pemerintah Italia memberlakukan aturan darurat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan membatasi pergerakan 16 juta penduduk di Italia Utara, termasuk kota Milan dan Venesia.
Pembatasan dan Pengobatan
Pembatasan pertama kali terjadi di China, negara asal munculnya Covid-19. Tanggal 23 Januari 2020 diberlakukan lockdown atau karantina di kota Wuhan. Wilayah Provinsi Hubei lainnya kemudian mengikuti dalam beberapa hari sesudahnya.
Sejak pemberlakuan kebijakan di kota Wuhan, istilah lockdown atau karantina dikenal luas di seluruh dunia. Sejumlah negara juga tercatat melakukan karantina. Pada 2 Februari, Filipina memberlakukan larangan perjalanan bagi wisatawan yang datang dari China, Hong Kong, dan Makau, dan masa karantina 14 hari untuk penduduk Filipina.
Dalam upaya penanganan wabah, otoritas di sejumlah negara kemudian menerapkan kebijakan pembatasan yang beragam. Namun, kebijakan pembatasan yang berujung kerusuhan besar pertama kali dilaporkan terjadi di India, 28 Maret 2020.
Pada 27 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa pasien pertama akan segera terdaftar di Norwegia dan Spanyol dalam uji coba yang disebut solidarity trial. Uji coba ini membandingkan efektivitas empat obat yang berbeda atau kombinasi obat terhadap Covid-19.
Pada 19 Maret, China mengumumkan untuk pertama kalinya tidak ada lagi korban meninggal akibat Covid-19 sejak kasus ini mulai rutin dikabarkan dari China pada Januari lalu. Mendekati sebulan sesudahnya, tepatnya 10 April 2020, Vietnam mengumumkan tidak ada kasus baru Covid-19 di negara yang berdekatan dengan China itu.
Kabar tersebut sangat mengesankan mengingat belum ada korban jiwa dan hanya tercatat 268 kasus Covid-19 sampai dengan 17 April 2020 di Vietnam. Kesuksesan Vietnam menangani wabah Covid-19 tak lepas dari ketegasan pemerintahnya melaksanakan karantina nasional.
AFP/MANAN VATSYAYANA
null
Covid-19 di Indonesia
Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia di Istana Negara tanggal 2 Maret 2020. Dua warga negara Indonesia yang positif Covid-19 tersebut mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
Pada 11 Maret 2020, untuk pertama kalinya warga negara Indonesia meninggal akibat Covid-19. Korban yang meninggal di Solo adalah seorang laki-laki berusia 59 tahun, diketahui sebelumnya menghadiri seminar di kota Bogor, Jawa Barat, 25-28 Februari 2020.
Di minggu yang sama, pasien 01 dan 03 dinyatakan sembuh. Kedua pasien yang resmi dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit pada 13 Maret 2020 itu adalah kesembuhan pertama kali pengidap Covid-19 di Indonesia. Pasien 02 yang berusia lanjut, yakni 64 tahun, juga berhasil mengatasi Covid-19.
Sebulan lebih sesudah masuknya Covid-19 ke Indonesia, untuk pertama kalinya tercatat angka kesembuhan pengidap covid-19 lebih besar dari jumlah penduduk yang meninggal karena virus tersebut. Tanggal 16 April 2020, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan 548 pasien yang sembuh, sedangkan jumlah pasien meninggal 496 orang.
Namun, data kesembuhan pasien Covid-19 yang melampaui angka pasien meninggal bukanlah tanda bahwa wabah virus ini akan segera teratasi di Indonesia. Sejauh ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Baru sebulan lebih sejak dinyatakan resmi muncul jumlah kasus pengidap virus korona di Indonesia mencapai di atas 5.500 kasus.
Vietnam yang sejauh ini mencatat kasus Covid-19 di bawah 300 orang dan tanpa angka kematian juga masih memberlakukan karantina 74.941 warganya per tanggal 10 April 2020. Sementara itu, China yang sebelumnya melaporkan nol korban meninggal juga menghadapi babak baru ”rangkaian peristiwa kedua” Covid-19 yang mulai muncul. (LITBANG KOMPAS)

Komentar

Postingan Populer