Kisah Abdullah Bin Amr Bin Ash Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Abdullah Bin Amr Bin Ash Radhiyallahu Anhu


Walau telah dinasehati langsung oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, semangatnya untuk beribadah tidak segera mengendor begitu saja, tetapi ia tidak melalaikan kewajiban dan hak-hak keluarga, badan, tamu dan lain-lainnya. Ibadahnya dengan intensitas tinggi masih saja berlangsung tanpa bisa dihalangi lagi. Melihat keadaannya itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam akhirnya bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak tahu, bisa jadi Allah akan memanjangkan umurmu...!!"


Benarlah apa yang disabdakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, ia mencapai usia tua, tubuhnya mulai lemah dan tulangnya seakan tak mampu menyangga tubuhnya dalam waktu lama. Ia susah payah menetapi amal istiqomah yang telah "dijanjikannya" kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam di masa mudanya. Ia jadi menyesal mengapa tidak menerima nasehat beliau saat mudanya itu. Ia seringkali berkata, "Aduhai malangnya nasibku, mengapa tidak aku ikuti keringanan yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam …!!"


Abdullah bin Amr mempunyai kebiasaan mencatat apapun yang disabdakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, dalam sebuah catatan yang disebut Shadiqah, hal ini dimaksudkan agar ia mudah menghafalkannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam memang pernah melarang para sahabat untuk mencatat sabda-sabda beliau karena dikhawatirkan akan tumpang tindih dengan ayat-ayat Al Qur'an. Tetapi kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam secara khusus menugaskan beberapa orang sahabat untuk mencatat firman-firman Allah tersebut, dan Ibnu Amr bin Ash tidak termasuk di dalamnya sehingga beliau membiarkannya.


Beberapa sahabat juga berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam juga manusia biasa, terkadang beliau marah, dan dalam marahnya ini beliau mengatakan sesuatu. Begitu juga terkadang beliau hanya bercanda dalam ucapannya itu. Karena itu jangan engkau mencatat apapun yang beliau sabdakan!!"


Karena nasehat mereka ini, Abdullah bin Amr sempat menghentikan kebiasaannya tersebut. Tetapi tampaknya ia merasa ‘gatal’ jika sesaat saja tidak ‘merekam’ apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Karena itu ia bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam tentang apa yang dilakukannya, termasuk nasehat beberapa orang sahabat, maka beliau bersabda, "Teruskanlah menulis, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, setiap perkataanku adalah kebenaran, walaupun aku dalam keadaan marah, ataupun senang."


Abu Hurairah juga pernah berkomentar atas kebiasaan Abdullah bin Amr ini, "Di antara para sahabat, tidak ada yang menyamai saya dalam hal hafalan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, kecuali Ibnu Amr bin Ash, karena dia selalu mencatat segala apa yang disabdakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, sedangkan saya hanya mengandalkan ingatan saja."


Pada masa pemerintahan Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Amr meninggal pada usia 72 tahun di mushalla rumahnya, ketika itu ia baru selesai menjalankan shalat dan sedang bermunajat kepada Allah. Sungguh saat akhir yang amat indah (khusnul khotimah) yang amat dirindukan oleh semua kaum muslimin.


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yg lain....


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir bathin...

Komentar

Postingan Populer