Kisah Dzil Jausyan Adh Dhibabi Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Dzil Jausyan Adh Dhibabi Radhiyallahu Anhu


Dzil Jausyan Adh Dhibabi adalah seorang penunggang kuda terbaik dari kalangan Bani Amir. 

Ia mempunyai seekor kuda terbaik bernama Al Qarha yang cukup terkenal. Ia belum masuk Islam, tetapi ia menghargai keberadaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam di Madinah. Setelah selesai Perang Badr, ia menunggangi kuda keturunan Al Qarha, untuk diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai hadiah dan penghargaannya.


Tetapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam tidak mau menerimanya begitu saja, kecuali jika menukarnya dengan baju-baju besi pilihan yang berasal dari ghanimah Perang Badr. Dzil Jausyan tidak mau dengan tukar-menukar itu, karena niatnya sejak awal memang untuk dihadiahkan tanpa pengganti, bahkan seandainya ditukar dengan yang lebih berharga seperti budak, ia tetap tidak bersedia. Sebaliknya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pun tidak bersedia karena memang tidak memerlukannya.


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menyerunya masuk Islam sehingga ia akan menjadi orang-orang yang pertama dalam Islam (As Sabiqunal Awwalun). Tetapi seruan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam belum diterimanya, dengan alasan kaum beliau sendiri masih menyakiti dan menghasut untuk tidak mengikuti agama Islam. Bahkan kekalahan kaum Qureisy di Badr belum bisa meyakinkannya, ia berkata, "Aku akan masuk Islam jika engkau dapat menaklukan Ka'bah dan mendudukinya."


Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, "Semoga engkau masih hidup saat itu, dan engkau bisa menyaksikan peristiwa itu."


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan Bilal untuk mengambilkan sekarung kurma terbaik sebagai perbekalan, saat Dzul Jausyan akan kembali ke kabilahnya. Beliau juga memujinya sebagai penunggang kuda terbaik dari kalangan Bani Amir.


Waktupun berlalu, seseorang membawa kabar ke kabilah Bani Amir kalau Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah menaklukan Mekkah dan mendudukinya, Dzul Jausyan berseru, "Celaka, ibuku kehilangan diriku (ungkapan penyesalan orang-orang Arab), seandainya aku memeluk Islam saat itu, dan meminta darinya sepetak tanah dari Hiirah, pasti beliau akan memberikannya."


Begitulah, sesuai janjinya kepada Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Dzul Jausyan akhirnya memeluk Islam.


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yang lain...


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer