Kisah Amr Bin Jamuh Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Amr Bin Jamuh Radhiyallahu Anhu


Amr bin Jamuh Radhiyallahu ‘Anhu adalah seorang sahabat yang kakinya pincang. Anak-anaknya selalu menyertai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam perjuangan membela Islam. Dalam perang Uhud, ia ingin ikut serta seperti anaknya, tetapi kaum kerabatnya melarang, keadaan kakinya dijadikan alasan agar ia tinggal saja di Madinah. Ia hanya bisa berkata, "Sungguh menyedihkan, anak-anakku masuk surga sedangkan aku ketinggalan di belakang."


Istrinya, Ummu Walad, sangat gencar mendorong suaminya untuk mengikuti perang Uhud. Karena itu ketika ia kembali ke rumah, istrinya jadi uring-uringan, ia berkata, "Wahai suamiku, aku tidak percaya mereka melarangmu mengikuti pertempuran itu. Tampaknya engkau takut menyertai mereka dalam pertempuran."


Mendengar penuturan istrinya itu, ia berangkat lagi untuk menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Setelah keluar pintu rumahnya ia menghadapkan wajah ke kiblat dan berdoa, "Ya Allah, janganlah engkau kembalikan aku kepada keluargaku..!"


Ia mengucapkannya dua kali, dan Ummu Walad-pun mendengarnya. Ia melangkahkan kaki menuju masjid, dan setelah bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku sangat menginginkan gugur syahid di medan pertempuran, tetapi kaum kerabatku selalu melarangnya. Aku tidak bisa lagi menahan keinginanku, ya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, ijinkanlah aku mengikuti pertempuran ini. Aku berharap dapat berjalan-jalan di surga dengan kakiku yang pincang ini."


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menasehatinya untuk tetap tinggal karena ia mempunyai udzur syar'i untuk tidak mengikuti jihad atau pertempuran. Tetapi Amr tetap memaksa, sehingga akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengijinkannya.


Dalam perang Uhud itu, ia  berjuang bersisian dengan anaknya, Walad bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, dengan gigih ia menyerang musuh, sambil terus berteriak, "Demi Allah, aku sangat mencintai surga!"


Dua orang anak dan bapak ini akhirnya menemui syahidnya. Usai peperangan, istrinya, Ummu Walad yang juga mendatangi medan perang Uhud, menaikkan dua jenazah ini ke atas untanya, dan juga jenazah saudaranya, Abdullah, untuk dibawa ke Madinah. Tetapi untanya ini tak mau bergerak, walau dipukul dan dicambuk.


Melihat hal itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, "Sesungguhnya unta ini diperintahkan berlaku demikian. Apakah Amr mengatakan sesuatu ketika meninggalkan rumah?"


"Benar, ya Rasulullah," Kata Ummu Walad, "Sebelum meninggalkan rumah untuk menyertai pertempuran ini, ia menghadapkan wajah ke kiblat dan berdoa agar tidak dikembalikan kepada keluarganya."


Mendengar penjelasan ini, akhirnya Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam memakamkan tiga syuhada ini di bukit Uhud. Atas perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Amr dimakamkan satu lobang dengan Abdullah bin Amr bin Haram (Abu Jabir) karena keduanya saling mengasihi dan selalu bersama-sama dalam kehidupan dunia.


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yang lain....


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer