Kisah Bara Bin Malik Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Bara Bin Malik Radhiyallahu Anhu


Barra bin Malik adalah seorang sahabat Anshar yang kurus dan bermata cekung. Ia masih saudara tua Anas bin Malik, sahabat sekaligus pelayan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang banyak meriwayatkan hadits-hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Barra bin Malik memiliki keberanian dan semangat juang sangat tinggi, kontras sekali dengan penampilan tubuhnya yang kurus kecil. Ia tidak takut kepada musuh apapun dan selalu merindukan untuk mati syahid. Karena itu ketika menjadi khalifah, Umar bin Khaththab pernah menulis surat pada wakil-wakilnya untuk tidak menjadikan Barra sebagai komandan pasukan, dikhawatirkan ia akan membawa pasukannya kepada kemusnahan, walau memang mati syahid, karena semangat jihadnya yang terlalu tinggi.


Pasukan yang dibentuk Khalifah Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu untuk menumpas pasukan Nabi Palsu Musailamah al Kadzab di Yamamah, pertama kali dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, tetapi dapat dipukul mundur pasukan Musailamah. Pasukan kedua yang dipimpin oleh Khalid bin Walid juga sempat kocar-kacir, sebelum akhirnya Khalid merubah strategi dengan mengelompokkan pasukan sesuai kabilah dan golongannya, Barra diserahi untuk memimpin kaum Anshar. Riwayat lainnya menyebutkan dipimpin oleh Tsabit bin Qais bin Syammas, yang tidak lain masih pamannya sendiri. Atau bisa jadi, Barra sebagai komandannya dan Tsabit sebagai pembawa panji dari kelompok Anshar.


Dengan strategi ini pasukan Musailamah dipukul mundur dan berlindung dalam bentengnya yang kokoh, pasukan muslim sempat kesulitan menembus benteng karena dikelilingi tembok yang tinggi dan pintu yang terkunci rapat, sementara itu panah-panah menghujani mereka dari atas. Barra mengambil inisiatif beresiko tinggi untuk menjebol kebuntuan tersebut. Di dekat pintu gerbang benteng, ia duduk di atas sebuah perisai dan berkata kepada pasukannya, "Lemparkanlah aku ke dalam benteng dengan perisai ini, aku akan syahid, atau aku akan membukakan pintu gerbang ini untuk kalian!"


Sepuluh orang memegang perisai tersebut kemudian melemparkan Barra ke atas benteng. Tubuhnya yang kurus kecil dengan mudah melampaui dinding benteng, dan dengan pedang terhunus ia jatuh dikumpulan pasukan musuh yang menjaga pintu gerbang. Dengan semangat tinggi Barra menyerang mereka dan setelah melumpuhkan sepuluh orang, ia berhasil membuka pintu gerbang benteng dan membuka jalan bagi pasukan muslim memasukinya.


Akhirnya Pasukan Musailamah dan Bani Hanifah dapat dikalahkan dan nabi palsu itu terbunuh oleh tombak Wahsyi bin Harb, tombak yang sama yang telah mengantarkan Hamzah kepada syahidnya di Perang Uhud. Sungguh suatu tebusan yang setimpal. Dalam pertempuran Yamamah ini, Barra berhasil membunuh seorang tokoh kepercayaan Musailamah yang dikenal sebagai Muhkam al Yamamah, atau Kaldai Yamamah, seorang lelaki tinggi besar dengan pedang berwarna putih. Atau mungkin juga mereka dua orang yang berbeda, yang keduanya dibunuh oleh Barra.


Ketika kembali ke kemahnya, Barra mengalami delapan puluh lebih luka tusukan pedang dan anak panah. Namun dengan ijin Allah luka-luka itu akhirnya sembuh dalam waktu satu bulan.


InsyaAllah besok kita lanjutkan kisahnya...


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer