Kisah Umeir Bin Sa’d Al Qary Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Umeir Bin Sa’d Al Qary Radhiyallahu Anhu


Memang, lelaki yang tampak tak berdaya dalam kelelahannya ini adalah Umeir bin Sa'd, wali negeri Homs, suatu negeri yang kaya dan sedang berkembang pesat di wilayah Syam. Umeir berkata, "Alhamdulillah, wahai Amirul mukminin. Seperti yang engkau lihat, badanku sehat, darahku bersih, dan dunia di tanganku dapat kukendalikan sekehendak hatiku….!"


"Apa yang engkau bawa itu?" Tanya Umar.


"Ini adalah buntalan kulit tempat menyimpan bekal, piring untuk makan, dan kendi air untuk minum dan wudhu'. Dan tongkat ini untuk membantuku saat berjalan dan untuk mengusir musuh atau gangguan yang menghadang jalanku. Sungguh, dunia ini tidak lain hanyalah pengikut bagi bekal kehidupanku kelak….!"


"Apakah anda datang dengan berjalan kaki ?" Tanya Umar lagi.


"Benar." Kata Umeir.


"Apa tidak ada orang yang mau memberikan tunggangannya kepadamu untuk kamu naiki?"


"Tidak ada orang yang menawarkannya, dan akupun tidak ingin, dan juga tidak pernah memintanya…!"


Umar tercenung seakan tidak percaya. Kalaulah tahu bahwa ia seorang wali negeri atau gubernur, tentulah banyak sekali orang yang akan memberikan tunggangannya, bahkan kalau perlu melakukan pengawalan dan pelayanan agar perjalanannya terasa nyaman senyaman-nyamannya. Tetapi, kalau penampilannya memang seperti itu, bagaimana mereka tahu kalau Umeir ini adalah seorang wali negeri, negeri Homs di Syam pula.


Umar bertanya lagi, "Apa yang telah kamu lakukan dengan tugas yang telah kami berikan kepadamu?"


Umeir menjelaskan, "Aku telah mendatangi negeri yang engkau titahkan itu. Aku kumpulkan orang-orang yang saleh di antara penduduknya. Sebagian kuangkat dan kutugaskan untuk mengumpulkan jizyah dan zakat, sebagian lainnya lagi kuangkat dan kutugaskan untuk membagikan kepada yang tak mampu, serta dibelanjakan di tempat yang wajar untuk kepentingan mereka bersama. Jika saja masih ada sisanya, tentulah sudah kukirimkan ke sini…!"


"Kalau begitu engkau tidak membawa apa-apa untuk kami?"


"Tidak ada," Kata Umeir bin Sa'd.


Umar dengan bangga memuji hasil kerja Umeir, bahkan ia tetap mengangkatnya sebagai gubernur/wali negeri di sana. Tetapi kali ini Umeir bersungguh-sungguh menolaknya, bahkan tegas sekali ia mengatakan, "Masa seperti itu telah berlalu, aku tidak hendak menjadi pegawai anda lagi selama-lamanya, dan tidak juga pegawai pengganti anda selama-lamanya…."


Umar tidak memaksanya lagi. Ia telah melihat dengan kepalanya sendiri, bagaimana beban tugas itu justru bisa membahayakan jiwanya, perjalanan kaki ratusan kilometer di padang pasir, sendirian dengan bekal seadanya. Hanya saja Umar sering berkata, "Aku ingin sekali mempunyai beberapa orang seperti Umeir, untuk membantuku melayani kepentingan kaum muslimin…."


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yang lain.


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer