Kisah Abdullah Bin Jahsy Radhiyallahu Anhu

 Kisah Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam


Kisah Abdullah Bin Jahsy Radhiyallahu Anhu



Tetapi kemudian Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan wahyu, Surah al Baqarah 217, yang isinya membenarkan tindakan Abdullah bin Jahsy, yakni mengecualikannya karena sebelumnya kaum kafir Quraisy telah melakukan tindakan yang jauh lebih besar dosanya, yakni mengusir penduduknya (yang muslim) dari Tanah Haram Makkah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menjadi gembira dan ridha dengan tindakan Ibnu Jahsy, dan menerima tawanan dan ghanimah yang dibawanya, dan membagikannya kepada yang berhak. Itu adalah tawanan dan ghanimah pertama dalam Islam.


Peristiwa tersebut merupakan babak baru yang menunjukkan bagaimana kekuatan orang-orang Islam. Sebaliknya, orang-orang kafir Quraisy mulai dirasuki ketakutan, orang-orang yang dahulu disiksa dan dimusuhinya, bahkan diusir dari tanah kelahirannya, sekarang menjadi batu perintang yang menghalangi jalur perdagangannya ke Syam. Apalagi di bulan Sya'ban itu juga, turun surah al Baqarah ayat 190-193 yang mewajibkan orang-orang Islam untuk berperang melawan orang-orang yang memerangi dan menghalangi mereka dari jalan kebenaran.


Dalam perang Uhud, Abdullah bin Jahsy menemui sahabatnya, Sa'ad bin Abi Waqqash dan mengajaknya berdoa bergantian dan saling mengaminkan, karena doa seperti itu akan mudah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Sa'ad setuju dengan usulan sahabatnya tersebut. Merekapun menuju suatu tempat agak menjauh dari yang lain dan mulai berdoa.


Sa'ad memperoleh giliran pertama, ia berdoa, "Ya Allah, saat aku berada di tengah pertempuran esok hari, dengan limpahan Kasih SayangMu, ya Allah, hadapkanlah aku dengan musuh yang kuat dan garang, biarkanlah ia menyerangku sekuat tenaganya, dan aku akan menghadangnya sekuat tenagaku, Setelah itu, ya Allah, ijinkahlah aku memperoleh kemenangan dan membunuhnya karenaMU, dan biarkanlah aku memperoleh ghanimah atas limpahan karuniaMU, ya Allah!"


"Amin…!" Abdullah bin Jahsy, menutup doa Sa'ad.


Kemudian ganti ia berdoa, "Ya Allah ya Tuhanku, dalam pertempuran esok hari, hadapkanlah aku dengan musuh yang paling kuat, biarkanlah dia menyerangku dengan kemarahan membara, dan berilah aku keberanian untuk menghadangnya dengan segala kekuatan yang ada padaku. Kemudian, ya Allah, biarkanlah musuhku itu membunuhku, dan biarkanlah musuhku itu memotong hidung dan telingaku. Sehingga pada hari kiamat kelak, saat aku berdiri di hadapanMu untuk diadili, Engkau akan bertanya, 'Wahai Abdullah, mengapa hidung dan telingamu terpotong?' Maka aku akan menjawab, 'Hidung dan telinga saya telah terpotong karena berjuang di jalanMu dan jalan RasulMu..' Maka Engkau akan berkata, 'Benar, semuanya terpotong karena berjuang di jalanKu',…. ya Allah, kabulkanlah doaku ini!!"


"Amin…!" Kata Sa'ad, mengaminkan doa yang dipanjatkan Abdullah bin Jahsy, yang tampak aneh dan mengherankan. Tetapi, itulah wujud kecintaannyakepada Allah dan kerinduannya akan alam akhirat yang kekal abadi.


Esok harinya, pertempuran berlangsung sengit, dan doa keduanya dikabulkan oleh Allah. Sa'ad memperoleh kemenangan dan ghanimah yang banyak, sedang Abdullah menemui syahidnya dengan hidung dan telinga terpotong, sehingga untuk menempelkannya diikat dengan benang, tubuhnyapun luka tercincang tak karuan, seperti keadaan jasad pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib.


Melihat keadaannya tersebut, Sa'ad berkata, "Doa Ibnu Jahsy lebih mulia daripada doaku!"


InsyaAllah besok kita lanjutkan dengan Kisah Sahabat yg lain..


Semoga berkenan...

Mohon maaf lahir dan bathin...

Komentar

Postingan Populer